Waktuku.com – Lampung yang terkenal akan julukannya yakni Kota Pisang memiliki beragam kekayaan budaya yang tentunya sangat memiliki ciri khas tersendiri dan mempesona salah satunya adalah pakaian adat Lampung.
Tak hanya populer dengan keindahan alam serta budayanya, provinsi yang berada di ujung selatan Pulau Sumatera ini ternyata memiliki pakaian adat yang begitu beragam dan memiliki ciri khas tersendiri.
Selain itu, pakaian adat asal Lampung memiliki makna dan filosofi tersendiri yang menjadikannya sangat unik.
Pakaian adat sendiri merupakan salah satu identitas dan ciri khas bagi suatu daerah. Seperti Halnya pakaian adat lampung yang umumnya dikenakan saat upacara adat, upacara pernikahan hingga pergelaran seni-budaya.
baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Utara
Mengenal Pakaian Adat Lampung
Masyarakat di Lampung memiliki semboyan yang berbunyi “Sai Bumi Ruwa Jurai” yang memiliki arti Satu Bumi Dua Jiwa.
Semboyan tersebut menggambarkan adanya dua suku bangsa berbeda yang mendiami Provinsi Lampung. Dua suku tersebut antara lain adalah suku Lampung Pepadun dan suku Lampung Saibatin atau yang dikenal dengan Lampung Pesisir.
Meskipun hidup berdampingan dalam satu wilayah dan menjadi masyarakat asli Lampung, kedua suku tersebut memiliki perbedaan, mulai dari tradisi, bahasa yang digunakan, bahkan hingga pakaian adatnya.
Dengan kehadiran dua suku tersebut, menjadikan budaya Lampung menjadi lebih beragam. Meskipun berbeda,mereka tetap mempertahankan tradisi warisan nenek moyang seperti bahasa daerah, seni sastra, dan yang pasti pakaian adat Lampung.
baca juga: Rumah Adat Lampung
1. Pakaian Adat Lampung Suku Pepadun

Suku Pepadun sendiri merupakan suku yang mendiami wilayah pedalaman atau dataran tinggi Lampung. Umumnya suku pepadun menggunakan pakaian adat Lampung sebagai busana pengantin saat menjalani prosesi pernikahan.
Pakaian adat untuk pria berupa baju dengan lengan panjang dengan berwarna putih yang dipadukan dengan celana panjang berwarna hitam.
baca juga: Aksara Lampung
Pada bagian luar, dilapisi menggunakan sarung tumpal yang merupakan kain sarung khas Lampung. Sarung tumpal merupakan kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas. Sarung tumpal digunakan sebagai penutup celana dari pinggang hingga lutut.
Setelah itu, untuk bagian luar sarung akan diikat dengan sesapuran atau sehelai kain putih yang memiliki rumbai tinggi. Sementara pada bagian bahu akan dilingkari menggunakan selendang bujur sangkar atau yang dikenal khikat akhir.
Tak berbeda jauh dengan pakaian pria, pakaian adat Lampung suku Pepadun untuk wanita memiliki ciri khas yakni perpaduan warna putih dan emas dan memiliki model seperti kebaya dengan desain yang ramping saat digunakan di badan. Pada bagian bawahnya akan dililitkan kain tapis yang memiliki motif khusus yang terbuat dari benang emas serta perak.
Keunikan pakaian adat lampung wanita dari suku pepadun ada pada aksesorisnya seperti gelang, kalung, cincin serta hiasan yang diletakan pada bagian pinggang.
baca juga: Pakaian Adat Bali
2. Pakaian Adat Lampung Saibatin

Suku Saibatin sendiri merupakan suku yang mendiami wilayah pesisir Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus, hingga Lampung Barat.
Saibatin sendiri memiliki arti satu batin atau bisa diartikan memiliki satu junjungan. Hal tersebut mencerminkan suku Saibatin yang hanya memiliki satu orang pemimpin adat di setiap generasi kepemimpinan.
Berbicara soal pakaian adat Lampung, jika baju tradisional suku pepadun didominasi dengan warna putih dan emas dan terlihat lebih kalem, maka pakaian adat Suku Saibatin didominasi oleh warna merah yang terang dan menyala sehingga membuat karakternya lebih tajam dibandingkan pakaian adat suku pepadun.
baca juga: Pakaian Adat Jawa Barat
Pakaian adat untuk pria terdiri dari jas yang dibuat dari material bludru dengan motif bunga seperti bunga tabur, salur, hingga pucuk rebung. Sebagai aksesoris tambahan, pria mengenakan kopiah tungkus atau yang dikenal tukkus, serta aksesoris lain seperti gelang dan kalung.
Tak berbeda jauh dengan pakaian untuk pria, pakaian adat Lampung untuk wanita terbuat dari material bludru dengan motif yang sama.
Panjang pakaian pun di bawah lutut, serta dilengkapi dengan selempang jung sarat yang merupakan selempang sejenis songket yang akan diselempangkan di bahu kanan hingga ke pinggang kiri.
Untuk hiasan kepalanya, wanita menggunakan mahkota atau siger yang memiliki tujuh lekukan yang dinamakan Lekuk Pitu.
Ketujuh lekukan pada mahkota tersebut menggambarkan posisi sebuah kepemimpinan, yakni sultan, raja jukuan atau depati, radin, batin, minak, mas, serta kimas.
baca juga: Pakaian Adat Yogyakarta
Atribut Dan Ciri Khas Pada Pakaian Adat Lampung
Selain pakaian dan kain, pakaian adat Lampung juga dilengkapi dengan atribut yang mempercantik tampilannya. Berikut beberapa atribut yang menjadi ciri khas pakaian adat dari Lampung:
1. Siger
Siger sendiri merupakan sebuah mahkota untuk wanita Lampung yang dibuat menggunakan material logam dengan warna kuning keemasan.
Mahkota tersebut memiliki bentuk seperti gerigi lancip serta pada bagian atasnya memiliki lekukan. Siger sendiri digunakan sebagai tanda kehormatan, keagungan serta kebesaran adat.
Siger untuk pakaian adat Lampung Pepadun memiliki sembilan lekukan yang memiliki makna sembilan marga dari Lampung yang bersatu.
Sementara siger pada pakaian adat Saibatin hanya memiliki tujuh lekukan dimana memiliki arti tujuh gelar masyarakat Saibatin.
baca juga: Pakaian Adat Sumatera Barat
2. Kopiah Emas
Kopiah emas digunakan oleh laki-laki sebagai aksesoris kepala yang memiliki bentuk seperti kopiah bulat menjunjung ke atas dan terdapat jeruji tajam pada ujungnya.
3. Ikat Pujuk
Ikat pujuk merupakan ikat kepala yang terbuat dari kain berbentuk lancip yang umumnya dipakai oleh pria yang sudah sepuh.
4. Bebe
Bebe merupakan salah satu unsur yang terdapat pada pakaian adat Lampung untuk wanita dan berbentuk daun bunga teratai dengan warna putih yang umumnya digunakan sebagai penutup bahu dan dada.
baca juga: Pakaian Adat Sumatera Selatan
5. Gelang Bibit
Aksesoris yang satu ini dapat dipakai oleh wanita dan laki-laki yang memiliki bentuk lingkaran pipih serta tipis yang terbuat dari material logam warna kuning keemasan.
6. Gelang Ruwi
Gelang ruwi merupakan gelang yang terbuat dari logam dan memiliki bentuk gerigi. Umumnya gelang yang satu ini dikenakan bersamaan dengan gelang bibit, kano serta gelang burung untuk pria maupun wanita.
Aksesoris pakaian adat Lampung yang satu menggambarkan sebuah keberanian dalam menjaga kedamaian.
7. Gelang Burung
Gelang burung merupakan aksesoris yang dikenakan di bahu dan berbentuk seekor burung. Gelang yang satu ini terbentuk dari material logam kuning keemasan, dan memiliki simbol kebebasan.
8. Pending
Pending yang memiliki bentuk seperti ikat pinggang dengan ukiran burung merak menggambarkan sebuah kekuasaan, keagungan serta kewibawaan. Aksesoris yang satu ini dapat dikenakan oleh pria maupun wanita.
9. Bulu Serette
Bulu serette merupakan ikat pinggang yang dikenakan oleh pria dan terbuat dari material bludru dengan hiasan bundaran keemasan yang berjumlah 7 hingga 9 buah. Bulu serette menggambarkan status sosial seseorang.
10. Buah Jukum
Buah jukum merupakan kalung rantai yang memiliki bentuk bulat bergerigi dan terbuat dari material logam berwarna kuning keemasan.
11. Papan Jajar
Papan Jajar merupakan aksesoris kalung yang bersusun tiga dan terbuat dari logam keemasan. Kalung ini memiliki simbol pertahanan diri.
12. Selapai
Selapai semacam kain selendang yang diselempangkan pada pakaian adat Lampung tepatnya di bahu. Kain yang diselempangkan tersebut melambangkan status sosial seseorang.
Itu dia ulasan mengenai pakaian adat Lampung beserta atributnya yang memiliki ciri khas tersendiri.