Waktuku.com – Pakaian adat Gorontalo bukan hanya terlihat unik dan indah tetapi juga memiliki makna filosofi yang cukup mendalam.
Pakaian adat di wilayah ini menjadi salah satu kunci penting dalam penyelenggaraan sebuah upacara adat. Karena pakaian adat memiliki kesakralan tersendiri bagi masyarakat Gorontalo.
Wilayah Gorontalo sendiri merupakan tempat tinggal bagi mayoritas Suku Gorontalo yang dalam kehidupan sosialnya memiliki beberapa jenis pakaian adat. Apa saja nama dan keunikan dari pakaian adat tersebut bisa diketahui melalui ulasan di bawah ini.
baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Tengah
Nama Pakaian Adat Gorontalo
Pakaian adat masyarakat Gorontalo biasanya digunakan untuk berbagai acara seperti pernikahan, festival hingga upacara adat. Nama dan penggunaan pakaian adat dibedakan antara pria dan wanita dengan berbagai macam komponen dan makna filosofi di dalamnya.
Adapun nama pakaian adat di gorontalo adalah seperti berikut:
1. Pakaian Adat Gorontalo Biliu untuk Wanita

Pakaian adat Biliu merupakan jenis pakaian tradisional yang dikenakan oleh pengantin wanita ketika melangsungkan pernikahan. Biliu sendiri memiliki makna “diangkat”. Sementara dari segi tampilannya, Biliu terlihat sangat mewah dengan hiasan rumit namun selaras.
Dengan desain yang elegan dan mewah, seorang wanita akan menjadi ratu dalam pernikahannya. Tentunya beragam aksesoris yang disematkan pada pengantin wanita memiliki makna filosofi yang penting bagi kedua pengantin dalam mengarungi mahligai rumah tangga.
baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Barat
2. Pakaian Adat Gorontalo Makuta untuk Pria

Pakaian adat untuk pria disebut Makuta yang fungsinya sama dengan Biliu yaitu merupakan pakaian adat untuk acara pernikahan. Desain pakaian adat ini juga tidak kalah mewah dari busana pengantin wanita dengan beragam aksesoris penuh makna yang menghiasinya.
Aksesoris yang disematkan antara lain berupa penutup kepala yang disebut dengan tudung makuta serta aksesoris lainnya yang menjadi simbol tanggung jawab seorang suami dalam kehidupan rumah tangga.
baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Tenggara
3. Pakaian Adat Gorontalo Walimomo

Pakaian adat ini digunakan pada saat upacara akad nikah yang kemudian dilanjutkan bersanding di hauli lo adati atau kelambu adat. Pakaian ini juga digunakan dalam beberapa upacara adat seperti kehamilan 7 bulan, antar pinangan, akad nikah dan acara adat lainnya.
Jenis pakaian ini terdiri dari kebaya yang memanjang, alumbu atau bide, sarung atau wuloto serta sunthi.
baca juga: Pakaian Adat Sulawesi Selatan
4. Pakaian Adat Gorontalo Madipungu

Jenis pakaian adat khas Gorontalo ini digunakan pada saat upacara adat akaji pernikahan atau akad nikah. Model pakaiannya adalah baju lengan panjang dengan leher berbentuk V. Biasanya menggunakan bahan brokat, kain satin, atau bahan lainnya.
Sementara untuk bagian bawahnya menggunakan rok panjang atau sarung. Selain itu juga ditambahkan dengan berbagai macam aksesoris yang membuat penampilan terlihat semakin cantik.
baca juga: Pakaian Adat Bali
Keunikan Pakaian Adat Gorontalo dan Makna Filosofi
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai keindahan pakaian adat bagi pengantin wanita yang biasanya dilengkapi dengan berbagai aksesoris.
Penggunaan aksesoris dalam jumlah yang tidak sedikit dan memiliki makna tersendiri menjadi salah satu keunikan dari pakaian adat khas Gorontalo.
1. Aksesoris Pakaian Adat Biliu
Berikut ini adalah berbagai aksesoris pada pakaian adat wanita beserta makna filosofi yang terkandung di dalamnya.
Nama Aksesoris | Kegunaan dan Makna Filosofi |
---|---|
Baya lo boute | Merupakan ikat kepala yang menjadi simbol adanya ikatan pernikahan antara pria dan wanita sehingga sebagai seorang istri harus patuh. |
Tuhi-tuhi | Berupa hiasan kepala 7 gafah yang menjadi simbol nilai-nilai kekerabatan dari 7 kerajaan di Gorontalo. |
Lai-lai | Bagian aksesoris kepala yang ada di ubun-ubun, bermakna sebagai lambang kesucian, budi luhur serta keberanian seorang wanita. |
Bouhu walu wawu dehu | Kalung bersusun dengan warna perak atau emas yang menjadi simbol adanya ikatan kekeluargaan antara pengantin pria dan wanita. |
Kecubu atau Lotidu | Aksesoris di bagian dada yang menjadi simbol kekuatan seorang istri dalam menghadapi berbagai rintangan dan lika liku kehidupan. |
Etango | Menjadi simbol bagi seorang istri dengan karakteristik yang sederhana serta patuh dalam menjalankan ajaran Agama Islam. |
Pateda | Aksesoris gelang dengan ukuran yang cukup lebar dan menjadi simbol pengendalian diri seorang wanita dari segala perbuatan tercela. |
Loubu | Aksesoris berupa cincin yang dikenakan di jari manis atau kelingking sebagai simbol ketelitian yang harus dimiliki wanita dalam melakukan sesuatu. |
baca juga: Pakaian Adat Jawa Barat
2. Aksesoris Pakaian Adat Makuta
Selain aksesoris pada pakaian adat wanita Biliu, aksesoris pada Makuta atau pakaian adat Gorontalo pria juga cukup beragam. Adapun makna filosofinya adalah seperti berikut:
Nama Aksesoris | Kegunaan dan Makna Filosofi |
---|---|
Tudung Makuta | Aksesoris pada kepala dengan bentuk seperti bulu unggas, sering juga disebut sebagai laapia bantali sibii. Menjadi simbol peran suami sebagai pemimpin keluarga yang wajib menanggung kebutuhan keluarga, tegas, berwibawa serta mengayomi dengan sifat lemah lembut. |
Bako | Kalung dengan warna kuning keemasan yang menjadi simbol adanya ikatan seorang pria dengan seorang wanita yang menjadi istrinya. |
Pasimeni | Hiasan tambahan pada pakaian adat pria yang menjadi simbol kehidupan dalam rumah tangga. Di dalamnya harus ada keharmonisan serta kedamaian tanpa ada masalah yang berarti. |
Jambiya | Aksesoris ini berupa pedang raja yang menjadi simbol rasa tanggung jawab seorang suami dalam mempertahankan dan mengayomi keluarganya. |
baca juga: Pakaian Adat Banten
Warna Pakaian Adat Gorontalo
Selain ragam aksesoris yang penuh makna, warna yang digunakan pada pakaian adat khas Gorontalo juga memiliki makna tersendiri. Berikut ini adalah penjelasannya
Warna | Makna Filosofi |
---|---|
Merah | Menjadi simbol keberanian dan tanggung jawab sehingga diharapkan memiliki semangat juang yang tinggi. |
Kuning Emas | Menjadi simbol kesetiaan, kemuliaan, kejujuran dan kejayaan sehingga diharapkan bisa memiliki sifat-sifat yang baik dalam kehidupan sehari-hari. |
Hijau | Merupakan simbol kedamaian, kerukunan, kesuburan dan kesejahteraan sehingga diharapkan memiliki kehidupan yang rukun dan sejahtera. |
Ungu | Melambangkan kewibawaan bagi kaum pria dan menjadi simbol keanggunan bagi kaum wanita. Sering dihubungkan dengan sifat kepemimpinan pada pria. |
Hitam | Hitam menjadi simbol hubungan manusia dengan Tuhan sebagai bentuk kepatuhan dan ketakwaan dalam menjalankan perintah-Nya sesuai ajaran agama. |
Putih | Menjadi simbol kesucian namun bisa juga melambangkan kedukaan. Karena biasanya warna pakaian ini digunakan dalam menghadiri upacara pemakaman. |
Coklat | Coklat merupakan warna tanah yang melambangkan bahwa manusia cepat atau lambat akan kembali ke tanah. Harapannya adalah bisa menjadi manusia yang selalu mawas diri dan tidak sombong. |
baca juga: Pakaian Adat Jawa Timur
Pakaian Adat Gorontalo Biliu dan Makuta
Pada dasarnya pakaian adat Biliu dan Makuta merupakan sepasang pakaian yang memiliki kesakralan tersendiri karena digunakan dalam upacara pernikahan. Keduanya memiliki susunan warna kuning keemasan, namun ada pula yang menggunakan warna hijau dan ungu.
Kedua pasang pakaian pengantin khas Gorontalo tersebut juga dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris, yang fungsinya bukan hanya sekedar memperindah pakaian saja tetapi juga memiliki makna filosofi yang mendalam.
Secara garis besar, pakaian adat Gorontalo bisa dibedakan menjadi Biliu dan Makuta yang merupakan jenis pakaian untuk upacara pernikah an. Bukan hanya unik dan indah, jenis pakaian ini juga mengandung berbagai macam makna filosofi yang membuat acara pernikahan semakin sakral.