Waktuku.com – Kisah Nabi Ilyas berhubungan erat dengan Nabi Ilyasa. Pasalnya, ketika beliau diusir karena berdakwah, beliau bertemu dengan Nabi Ilyasa yang saat itu sedang sakit keras.
Selayaknya para nabi yang lainnya, Nabi Ilyas juga diutus berdakwah kepada kaum yang tidak menyembah Allah Swt.
Kisah Nabi Ilyas As juga tidak terlepas dari kaum yang membangkang dan tetap durhaka kepada Allah Swt.
Bukan hanya itu, mereka juga mengganggu kehidupan Nabi Ilyas sekalipun Nabi Ilyas sudah menunjukkan berbagai mukjizat yang diberikan Allah Swt sebagai bukti kenabian beliau.
baca juga: Kisah Nabi Ismail
1. Keistimewaan Nabi Ilyas

Dalam sejumlah kisah Nabi Ilyas singkat, disebutkan bahwa beliau adalah manusia yang dianugerahi beberapa keistimewaan oleh Allah Swt.
Salah satu keistimewaan tersebut ialah kesabaran beliau yang sangat tinggi sekalipun menghadapi kaum durhaka yang membangkang dan juga kejam.
Dengan kesabaran ini pula, Nabi Ilyas bisa menjalankan tugasnya dengan lancar. Selain sabar, Nabi Ilyas merupakan sosok yang sangat taat dalam beribadah.
Beliau selalu mematuhi perintah Allah Swt serta menjauhi berbagai hal yang dilarang oleh-Nya.
Keistimewaan Nabi Ilyas yang lain ialah beliau tidak sayang meninggalkan hal-hal yang bersifat keduniawian.
Beliau juga memiliki hati yang lapang serta suka menolong sesama sekalipun kepada musuh yang ingin membunuh beliau.
baca juga: Kisah Nabi Muhammad
2. Nabi Ilyas Dalam Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Ibnu Arabi
Tafsir Ibnu Katsir
Dalam tafsir Ibnu Katsir, diketahui bahwa silsilah keluarga Nabi Ilyas berawal dari Nabi Harun sebagai leluhur beliau.
Nabi Harun ini merupakan saudara Nabi Musa yang ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil.
Perjuangan Nabi Harun dan Nabi Musa dalam menghadapi kaum Bani Israil ini kemudian dilanjutkan oleh Nabi Ilyas. Sementara menurut para ahli, Nabi Ilyas memang diketahui sebagai keluarga dari Nabi Harun yang namanya Ibnu Yasin bin Fanhash bin Al-Izar bin Harun.
Kisah Nabi Ilyas ini berhubungan erat dengan daerah Ba’labak yang lokasinya ada di sebelah barat Damaskus. Daerah itu adalah daerah tempat tinggal kaum Bani Israil yang masih menyembah berhala. Diutusnya Nabi Ilyas tidak lain adalah untuk menyampaikan perintah Allah Swt.
Akan tetapi, Bani Israil ini menolak ajakan Nabi Ilyas bahkan menantang Allah Swt sebagai Tuhan yang disembah Nabi Ilyas.
Allah Swt menurunkan bencana kepada Bani Israil yang menjadi bukti bahwa apa yang disampaikan oleh Nabi Ilyas benar adanya.
Bukannya bertobat, mereka malah bersekongkol untuk mengusir Nabi Ilyas.
Mereka melempari Nabi Ilyas dengan batu bahkan diancam untuk dibunuh. Karena ancaman tersebut, Nabi Ilyas terpaksa bersembunyi di gua.
Tafsir Ibnu Arabi
Tafsir Ibnu Arabi memberikan penjelasan bahwasanya Nabi Ilyas itu sama seperti Nabi Idris, yakni Nabi sebelum Nabi Nuh yang diberikan derajat tinggi oleh Allah Swt.
Ibnu Arabi memberikan penjelasan multi tafsir mengenai Nabi Ilyas diberi perintah untuk berdakwah ke kota Ba’labak.
Jadi tidak semua orang bisa mengerti artinya. Penjelasan tersebut adalah ‘Dia terletak dalam hati tujuh benda samawi yang merupakan matahari falk asy-syam’.
Ibnu Arabi memang tidak menghilangkan berbagai aspek sejarah yang ada dalam kisah Nabi Ilyas ini.
Hanya saja kendala bahasa yang membuat masyarakat jadi sulit memahami apa yang dimaksud dalam tafsir ini. Pada intinya, Nabi Ilyas dikirim ke perkampungan Ba’albek dengan Bal yang merupakan nama sebuah berhala. Sedangkan bek artinya adalah penguasa yang ada di tempat tersebut.
3. Kisah Nabi Ilyas dalam Berdakwah

Kisah Nabi Ilyas dalam Al-Qur’an berada dalam surat Ash-Shaffat ayat 123 – 132 sebagai berikut
وَإِنَّ إِلْيَاسَ لَمِنَ ٱلْمُرْسَلِينَ (123)
Artinya: Dan sesungguhnya Ilyas benar-benar termasuk salah seorang rasul-rasul. (123)
إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَلَا تَتَّقُونَ (124)
Artinya: (ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu tidak bertakwa? (124)
أَتَدْعُونَ بَعْلًا وَتَذَرُونَ أَحْسَنَ ٱلْخَٰلِقِينَ (125)
Artinya: Patutkah kamu menyembah Ba’l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, (125)
ٱللَّهَ رَبَّكُمْ وَرَبَّ ءَابَآئِكُمُ ٱلْأَوَّلِينَ (126)
Artinya: (yaitu) Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?” (126)
فَكَذَّبُوهُ فَإِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ (127)
Artinya: Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka) (127)
إِلَّا عِبَادَ ٱللَّهِ ٱلْمُخْلَصِينَ (128)
Artinya: Kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (128)
وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِى ٱلْءَاخِرِينَ (129)
Artinya: Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (129)
سَلَٰمٌ عَلَىٰٓ إِلْ يَاسِينَ (130)
Artinya: (yaitu): “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ilyas?” (130)
إِنَّا كَذَٰلِكَ نَجْزِى ٱلْمُحْسِنِينَ (131)
Artinya: Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (131)
إِنَّهُۥ مِنْ عِبَادِنَا ٱلْمُؤْمِنِينَ (132)
Artinya: Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman (132)
Dalam ayat ini, terbukti bahwasanya Nabi Ilyas adalah salah satu utusan Allah Swt. Sebagaimana yang sudah disampaikan sebelumnya, Nabi Ilyas diutus ke Ba’labak yang penduduknya menyembah berhala. Setelah diajak untuk menyembah Allah Swt, penduduk di sana yang merupakan Bani Israil menolaknya.
Mereka tidak suka dengan Nabi Ilyas yang tidak percaya pada berhala. Mereka menantang Allah Swt untuk menurunkan bencana. Kaum Bani Israil juga bersekongkol untuk mengusir Nabi Ilyas serta diancam akan dibunuh.
Karena ancaman itu, Nabi Ilyas kemudian bersembunyi di gua. Selama dalam persembunyian ini, Allah Swt memberikan pertolongan kepada Nabi Ilyas. Allah Swt mengirimkan burung gagak untuk membawa makanan agar Nabi Ilyas tidak kelaparan.
Bani Israil di Ba’labak kemudian menderita bencana kekeringan. Bencana ini merenggut banyak nyawa dari kaum tersebut.
Sudah mendapatkan bencana yang hebat seperti ini, Bani Israil tetap tidak bertobat. Mereka bahkan yakin bahwa bencana itu ada karena Nabi Ilyas yang berdakwah di sana.
Oleh karena itu, Bani Israil bersepakat dengan raja untuk mencari Nabi Ilyas. Tidak hanya bertujuan menekuman Nabi Ilyas, mereka juga bermaksud mengusir Nabi Ilyas dari Kota Ba’labak.
4. Kisah Nabi Ilyas Bersembunyi
Suatu ketika, tempat persembunyian Nabi Ilyas diketahui kaum Bani Israil. Karena itu, Nabi Ilyas kemudian berpindah tempat sehingga beliau menemukan sebuah rumah yang terpencil. Di depan rumah tersebut, Nabi Ilyas mengucapkan salam.
Di rumah itu, Nabi Ilyas bertemu dengan perempuan yang merupakan tuan rumah di rumah tersebut. Kepada keluarga ini, Nabi Ilyas meminta izin untuk bersembunyi dan inilah awal kisah Nabi Ilyas dan Ilyasa. Di dalam rumah tersebut, ada anggota keluarga yang sedang sakit parah.
Nabi Ilyas berdoa untuk kesembuhan laki-laki yang sedang sakit parah tersebut. Atas izin Allah Swt, laki-laki yang dimaksud sembuh dan laki-laki itulah yang bernama Ilyasa.
Ilyasa kemudian belajar kepada Nabi Ilyas dan tidak lama setelahnya, beliau juga diangkat menjadi Nabi.
5. Bani Israil Bebas Diberikan Hujan dan Kembali Ingkar pada Allah Swt

Nabi Ilyasa pun ikut berdakwah dengan Nabi Ilyas. Kedua nabi ini masih melanjutkan dakwah di Ba’labak yang mulai putus asa dengan bencana yang dialaminya.
Berhala yang mereka sembah tidak kunjung memberikan kedamaian dan kemakmuran seperti sediakala.
Karenanya, mereka berjanji akan mengikuti ajaran Nabi Ilyas. Akhirnya Nabi Ilyas juga berdoa kepada Allah Swt agar Bani Israil dibebaskan dari kesengsaraan.
Bani Israil juga menghancurkan berhala-berhala yang sudah mereka sembah setelah itu.
Allah Swt kemudian menurunkan hujan sehingga sawah serta ladang mereka kembali subur dan hidup kembali damai.
Akan tetapi, beberapa tahun setelahnya Bani Israil kembali ingkar. Mereka kembali menyembah berhala.
Pada titik inipun Nabi Ilyas berdoa kepada Allah Swt supaya Bani Israil dibuka pintu hatinya agar bisa menerima kebenaran.
Akan tetapi, bencana kekeringan kembali melanda Bani Israil. Nabi Ilyas lalu meninggalkan kaumnya.
Ada riwayat yang menyebutkan bahwa setelah Nabi Ilyas pergi, beliau wafat dan diangkat ke langit oleh Allah Swt.
Dengan wafatnya Nabi Ilyas, Nabi Ilyasa lah yang kemudian meneruskan tugas menyerukan agama Allah Swt.
Kisah Nabi Ilyas ini berakhir dengan diangkatnya beliau ke sisi Allah Swt. Ada juga riwayat yang menyatakan bahwa Nabi Ilyas serupa dengan Nabi Idris, yakni tidak wafat. Namun beliau memang diangkat ke langit. Wallahu a’lam bish shawab.