Waktuku.com – Aksara Sunda adalah sebutan untuk huruf tradisional yang digunakan oleh suku Sunda untuk menuliskan kata-kata dalam bahasa mereka.
Tulisan dengan huruf tradisional ini berasal dari tradisi ortografi yang memiliki sejarah tersendiri dari abad ke-5 hingga sekarang.
Meskipun penggunaanya secara umum sudah banyak ditinggalkan oleh masyarakat, namun aksara ini masih dipelajari di sekolah agar generasi sekarang turut menjaga tradisi Sunda.
Selain cara penulisan, aksara ini juga memiliki jenis-jenis huruf serta pengucapan yang berbeda sehingga perlu dipelajari.
baca juga: Aksara Jawa
Pengertian Aksara Sunda
Aksara ini merupakan hasil kreativitas dan kearifan lokal dari masyarakat suku Sunda yang dipengaruhi oleh aksara Pallawa yang berasal dari India. Seperti namanya, aksara tradisional ini digunakan oleh masyarakat Sunda terutama di masa lampau.
Tak heran jika, aksara ini kerap ditemukan pada naskah-naskah kuno dan prasasti yang ada di wilayah Jawa Barat. Aksara ini terdiri dari 7 aksara swara yang menunjukkan huruf vokal dan 25 aksara ngalagena yang merupakan fonel konsonan dengan akhir bunyi “a”.
baca juga: Aksara Lontara
Jenis-Jenis Aksara Sunda

Berikut ini adalah jenis-jenis aksara yang ada di penulisan tradisional suku Sunda dan perlu Anda ketahui.
1. Aksara Ngalagena
Aksara ngalagena merupakan huruf-huruf pada aksara tradisional asal Sunda yang memiliki fungsi seperti fonem konsonan. Semua huruf pada aksara ngalagena memiliki bunyi vokal “a” di akhirnya. Jumlah huruf pada aksara ini adalah 25.
Masing-masing huruf memiliki pengucapan yang berbeda sesuai dengan kedudukan alat-alat artikulasi atau pengucapan seperti kerongkongan, langit-langit, lidah, gigi, dan bibir. Aksara tersebut adalah ka, ga, nga, ca, ja, nya, ta, da, na, pa, ba, ma, ya, ra, la, wa, sa, dan ha.
Aksara sisanya adalah fa, va, qa, xa, kha, sya, dan za yang merupakan kata baru karena merupakan serapan. Ketujuh huruf ini digunakan untuk mengkonversikan bunyi kata Sunda ke aksara latin.
baca juga: Aksara Lampung
2. Aksara Swara
Aksara swara di dalam penulisan aksara Sunda juga memiliki fungsi yang sama dengan yang ada di aksara Jawa, yaitu untuk memberi bunyi vokal. Memberikan bunyi vokal mandiri pada kata-kata Sunda, aksara swara bisa dituliskan pada awal, tengah, dan akhir dari sebuah kata.
Aksara swara dalam bahasa sunda berjumlah 7 buah. 5 diantaranya seperti yang sering digunakan dalam penulisan huruf latin, yaitu a, i, u, e, dan o.
Namun, ada 2 huruf vokal yang juga sering digunakan dalam bahasa sunda, yakni é dan eu sehingga bunyi tersebut juga ada dalam penulisan aksara tersebut.
baca juga: Aksara Bali
3. Aksara Angka
Tidak hanya memiliki jenis huruf yang lengkap, aksara Sunda juga memiliki penulisan tanda bilangan tersendiri yang disebut dengan aksara angka. Angka satuan yang memiliki simbol tersendiri dalam aksara ini adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Sementara itu, untuk menuliskan angka puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya cukup menyusun angka satuan dari kiri ke kanan sesuai dengan keinginan seperti pada penulisan angka biasa.
Namun, perlu diperhatikan bahwa beberapa angka memiliki penulisan yang sama dengan tanda aksara. Maka, dalam penulisannya aksara angka diapit dua garis vertikal yang lebih tinggi dari aksara angka yang dituliskan.
baca juga: Aksara Batak
4. Aksara Tanda Baca
Dalam penulisan aksara tradisional Sunda, tanda baca juga memiliki peran yang penting. Aksara tanda baca digunakan untuk melengkapi suatu kalimat, alinea, maupun wacana. Tanda baca yang sering digunakan dalam aksara ini ada beberapa jenis.
Diantara tanda baca tersebut adalah tanda titik (.), tanda koma (,), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda titik dua (:), tanda titik koma (;), tanda hubung (-), tanda kurung (( )), dan tanda petik (“…”). Ukuran tanda baca yang dituliskan pada kalimat bisa disesuaikan dengan ukuran aksara yang dibuat.
Sementara itu, untuk penulisan pangkat, jabatan, atau gelar akademis biasanya tetap mengikuti aturan penulisan pada huruf latin.
5. Aksara Rarangken
Di dalam aksara Sunda juga terdapat jenis huruf yang dinamakan aksara rarangken. Berfungsi untuk menunjukkan vokalisasi, aksara rarangken berjumlah 13 buah. Berikut ini adalah beberapa macam vokalisasi sesuai dengan penempatannya.
baca juga: Perjanjian Salatiga
a. Vokalisasi di atas tanda aksara dasar jumlahnya ada 5 buah, yaitu:
1. Panghulu: tanda vokaliasai yang mempunyai fungsi mengubah bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /i/.
2. Pemepet: tanda vokalisasi yang mempunyai fungsi mengganti bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /e/.
3. Peneuleung: tanda vokalisasi mempunyai fungsi mengganti bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /eu/.
4. Palayar: tanda vokalisasi dengan fungsi menambahkan konsonan /r/ di akhir aksara dasar.
5. Panyecek: tanda vokalisasi yang mempunyai fungsi konsonan /ng/ di akhir aksara dasar.
b. Vokalisasi di bawah tanda aksara dasar jumlahnya ada 3 buah seperti berikut ini:
1. Panyuku: tanda vokalisasi yang berfungsi mengganti bunyi vokal aksara dasar /a/ menjadi /u/.
2. Panyakra: tanda vokalisasi yang berfungsi menambah aksara /ra/ pada aksara dasar yang paling dekat dengannya yang penulisannya bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
3. Panyiku: tanda vokalisasi yang berfungsi menambah bunyi /la/ pada aksara dasar yang paling dekat dengannya yang penulisannya bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi pada aksara dasarnya.
baca juga: Perjanjian Roem Royen
c. Vokasi ditulis sejajar dengan aksara dasar jumlahnya ada 5 seperti yang ada di bawah ini:
1. Panéléng: tanda vokalisasi yang fungsinya mengganti bunyi vokal aksara dasar /a/ yang didahului menjadi /é/.
2. Panolong: tanda vokalisasi yang berfungsi mengganti bunyi vokal aksara dasar /a/ yang didahului menjadi /o/.
3. Pamingkal: tanda vokalisasi yang fungsinya menambah bunyi /ya/ pada aksara dasar yang berada di dekatnya dan penulisannya bisa disesuaikan dengan tanda vokalisasi yang digunakan oleh aksara dasarnya.
4. Pangsiwad: tanda vokalisasi yang fungsinya menambah konsonan /h/ pada aksara dasar.
5. Pamaéh: tanda vokalisasi yang fungsinya untuk menghilangkan bunyi vokal yang terdapat pada aksara dasar yang mendahuluinya.
Selain itu, ada jenis vokalisasi yang penulisannya bisa disatukan dengan aksara vokal yang jumlahnya tiga buah, yakni “panglayar” (/ar/ menjadi /ér/), penyecek (/ang/ menjadi /éng/), dan pangwisad (/ah/ menjadi /éh/.
baca juga: Perjanjian Versailles
Komputerisasi Aksara
Aksara Sunda sekarang sudah bisa digunakan secara luas di komputer karena komputerisasi aksara tradisional ini telah mendapatkan pengesahan dari UNICODE. Dengan adanya komputerisasi aksara ini, penggunaannya kini tidak hanya terbatas di kalangan para akademisi saja.
Siapapun warga masyarakat yang ingin ikut melestarikan bahasa Sunda bisa turut menggunakannya. Mengajarkan aksara ini kepada anak-anak pun bisa lebih mudah karena bisa dituliskan langsung melalui komputer.
Untuk bisa menggunakan aksara ini, Anda hanya perlu melakukan penginstalan program. Dengan begitu, keyboard aksara Sunda ini bisa ditampilkan di layar komputer. Anda pun langsung bisa mengetik teks dengan bahasa Sunda di Ms.Word maupun pada Google Document.
Aksara Sunda memiliki jenis huruf yang lumayan banyak serta penggunaan vokalisasi yang lumayan beragam. Namun, justru hal itulah yang membedakan penulisan aksara ini dengan aksara tradisional lainnya.